Invasi Amerika Serikat ke Afghanistan terjadi setelah penyerangan 11 September 2001. Invasi ini didukung oleh sekutu-sekutu Amerika termasuk diantaranya adalah negara Inggris. Presiden Amerika, George W. Bush mengingkan untuk Taliban menyerahkan Osama bin Laden dan mengeluarkan Al-Qaeda dari Afghanistan.
Pihak Amerika Serikat sudah mencari Osama Bin Laden semenjak tahun 1998, karena adanya pengeboman dua konsulat Amerika Serikat. Pemerintahan Taliban menolak untuk memberik Osama bin Laden kepada Amerika, kecuali memang perannya dalam penyerangan 11 September 2011 dapat dibuktikan.
Pada saat ini, kira-kira ada 8400 jumlah tentara Amerika Serikat yang ikut serta dalam operasi NATO di Afghanistan, dari jumlah keseluruhan adalah 13.000 pasukan. Kebanyakan dari mereka bertugas untuk mensupervisi dan melatih tenaga militer Afghanistan. Di bawah ini adalah tahapan-tahapan invasi Amerika Serikat ke Afghanistan dari tahun ke tahun
Pada tanggal 7 Oktober 2001, kira-kira sebulan setelah tragedi penyerangan 11 September, Presiden Amerika Serikat George W Bush meluncurkan operasi yang bernama “Enduring Freedon” di Afghanistan. Hal ini dilakukan setelah pihak Taliban menolak untuk menyerahkan ketua al Qaeda Osama bin Laden.
Selain penyerangan yang dilakukan lewat udara, Amerika Serikat memberikan perlindungan pada pasukan Afghanistan yang disebut the Afghan Northern Alliance, yang juga bersama-sama melawan pihak Taliban, memberikan kontribusi pada team militer CIA dan juga pasukan khusus.
Perhatian teralihkan dari Afghanistan karena pada tahun 2003, pasukan Amerika Serikat melakukan invasi ke Iraq dan hal ini menjadi agenda utama Amerika Serikat. Pihak Taliban dan kelompok bersenjata lainnya membentuk kembali organisasi mereka di bagian selatan dan timur Afghanistan, dimana mereka dapat bepergian dengan mudah dari dak ke daerah Pakistan Tribal.
Pada tahun 2008, pihak Amerika memberikan komando untuk seluruh pasukan darat untuk membuat strategi yang efektif melawan pihak Taliban. Presiden Amerika Serikat George W Bush setuju untuk mengirim tentara tambahan dan pada pertengahan tahun 2008, kira-kira ada 48.500 pasukan militer yang ada di Afghanistan.
Pada tahun 2009, di bulan pertamanya menjabat, Presiden Barack Obama yang berjanji pada kampanyenya untuk menghentikan kedua perang baik di Irak dan Afghanistan, menambah jumlah pasukan militer yang ada di Afghanistan, hingga mencapai jumlah keseluruhan 68.000 pasukan.
Pada bulan Desember, Obama meningkatkan kekuatan pasukan militer Amerika Serikat di Afghanistan dengan jumlah 100.000 orang. Hal ini dilakukan dengan katanya dengan tujuan untuk menghentikan Taliban dan dengan misi untuk menguatkan institusi Afghanistan.
[AdSense-B]
Pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden yang dikatakan sebagai otak dan dalang dari penyerangan 9/11 yang memulai perang, telah terbunuh pada tanggal 2 Mei 2011 ketika adanya operasi militer khusus yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat di tempat persembunyiannya.
Pada bulan September 2014, pihak Afghanistan menandatangani keamanan bilateral bersama Amerika Serikat dan persetujuan yang serupa dengan pihak NATO, yang kira-kira berisi bahwa sejumlah 12.500 tentara asing yang 9800 orang diantaranya adalah tentara Amerika akan tetap berada di Afghanistan pada tahun 2015, tepatnya setelah misi peperangan NATO usai pada akhir tahun 2014.
Pada awal tahun 2015, tentara Amerika akan berperan pada dua misi yaitu, operasi militer “anti-terrorist” melawan Al-Qaeda dan mengadakan pelatihan militer bagi pasukan Afghanistan. Pada akhir Desember ketika misi peperangan NATO berakhir, adanya pergantian misi yang disebut dengan “Resolute Support”.
[AdSense-A]
Meskipun demikian, situasi keamanan malah semakin memburuk. Adanya kebangkitan Taliban pada tanggal 6 Juli 2015, Presiden Barack Obama memperlambat penarikan pasukan militer Amerika kembali ke negaranya dan mengatakan bahwa akan ada sebanyak 8400 tentara Amerika Serikat yang akan menetap di Afghanistan hingga tahun 2017.
Pada tanggal 3 Oktober 2015, ketika terjadi perang antara kelompok-kelompok bersenjata dan tentara Afghanistan yang didukung oleh pasukan khusus NATO, pasukan udara Amerika Serikat meledakkan sebuah rumah sakit yang dijalankan oleh Medecins Sans Frontiers (Doctors Without Borders) di provinsi utara Kunduz. Korban pada peledakan ini adalah sebanyak 42 orang yang terbunuh, termasuk diantaranya 24 orang pasien dan 14 orang anggota dari organisasi sosial.
Pada tanggal 13 April 2017, pasukan militer Amerika Serikat meledakkan bom non-nuklir terbesar yang pernah ada dan digunakan di peperangan selama ini. Bom ini meledakkan basis Negara Irak dan the Levant yang juga dikenal dengan sebutan ISIS yang ada di dalam terowongan dan gua di bagian timur, dengan jumlah kematian berjumlah 96 orang. Pada bulan Juli, tentara Amerika membunuh ketua baru ISIS yang ada di Afghanistan.
Pada tanggal 1 Februari 2017, pemerintah Amerika Serikat melaporkan bahwa “pengorbanan” pada pasukan keamanan Afghanistan meningkat 35% di tahun 2016, dibandingkan di tahun berikutnya. Pada tangggal 9 Februari, jendral yang sedang menjabat di pasukan NATO, Jendral John Nicholson, memperingatkan bahwa dia membutuhkan tambahan pasukan militer dalam jumlah ribuan. Jendral John Nicholson mengatakan kepada kongres bahwa menurut pengamatannya, posisi kita sedang berada di “jalan buntu”.
Pada tanggal 21 Agustus, Presiden Amerika Serikat yang baru Donald Trump, membuat rencana pasti untuk memasukkan atau menambah pasukan Amerika Serikat di Afghanistan sebagai perintan formal pertamanya sebagai Jendral Utama Amerika Serikat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pihak Sekertaris Amerika yang bernama James Mattis mengumumkan bahwa Amerika dan beberapa sekutunya akan menambah jumlah pasukan militer di Afghanistan. Pihak resmi Senior White House mengatakan bahwa Trump telah mengautorisasi Mattis untuk menambah sejumlah 3900 pasukan militer ke Afghanistan.
Kesimpulan
Dari beberapa tahapan dari tahun ke tahun kegiatan invasi Amerika ke Afghanistan dan masih banyak hal yang tidak kita ketahui. Kita bisa menarik beberapa kesimpulan dan beberapa hal yang menarik dalam hal ini seperti :
Ada berbagai jenis-jenis perang yang ada di dunia. Perang yang bermacam-macam tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Perang yang sangat lama tentu akan memberikan dampak negatif dari banyak sisi. Dampak perang Afghanistan sendiri sangat banyak dan sangat terlihat khususnya dari segi ekonomi yang menyebabkan inflasi yang sangat tinggi. Maish ada banyak solusi agar perang tidak terjadi.
Norma kesopanan adalah kumpulan dari beragai aturan yang diterapkan di dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya menyangkut cara bertingkat laku…
Hukum merupakan seperangkat aturan yang di dalamnya berisi tentang perintah, anjuran, dan juga larangan (termasuk di dalamnya memuat sanksi). Hukum…
Koruptor merupakan seseorang yang melakukan tindakan kejahatan yang besar atau extraordinary crime. Koruptor pada dasarnya merupakan seorang pencuri yang mengambil…
Apa saja norma agama? Sebelum itu Anda harus paham terlebih dahulu apa itu norma agama. Norma agama merupakan salah satu…
Pelanggaran HAM merupakan salah satu bagian dari contoh pelanggaran nilai nilai pancasila. Kita tahu bahwa pancasila merupakan ideologi bangsa dan…
Apa Anda tahu apa saja peristiwa penyimpangan terhadap nilai nilai pancaila? Ketika membahas tentang penyimpangan yang berkaitan dengan pancaila sudah…