Saat Belanda jatuh ke tangan Prancis, pemerintah Prancis membuat komite baru dan mengangkat Louis Napoleon menjadi penguasa di Belanda pada 1806. Sebagai penguasa baru, Napoleon mengirim Herman Willem Daendels ke Hindia Belanda untuk mengamankan wilayah tersebut dari serangan Inggris yang merupakan musuh utama Prancis. Daendels dinilai sebagai figur yang yang dapat mengamankan kekuasaan Belanda terutama di pulau Jawa yang merupakan sentral kekuasaan Belanda.
Daendels dikenal sebagai pemimpin yang menganut prinsip pemerintahan yang revolusioner. Dia membawa pembaruan untuk menghilangkan hal-hal yang tidak efisien, segala bentuk penyelewengan dan korupsi. Pada 1 Januari 1808, Daendels tiba di Banten. Sesampainya di Batavia, ia memutuskan untuk pindah ke Buitenzorg (Bogor) karena menurutnya Batavia bukan kota yang sehat. Selama memerintah, Daendels banyak mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.
Daendels menjadi gubernur jenderal dalam kurun waktu 1808 hingga 1811. Daendels memiliki tugas untuk memperkuat pertahanan sekaligus memperbaiki administrasi dan kehidupan sosial dan ekonomi di pulau Jawa. Daendels ingin memberantas praktek feodalisme dengan tujuan agar masyarakat lebih dinamis dan produktif. Nah, dalam menjalankan tugas sebagai gubernur jenderal, Daendels pun memberlakukan kebijakan-kebijakan di beberapa bidang, yakni bidang pertahanan-keamanan, administrasi pemerintahan, peradilan dan sosial ekonomi.
Di bidang pertahanan-keamanan, Daendels memberlakukan kebijakan-kebijakan sebagai berikut.
Kebijakan Daendels di bidang pertahanan-keamanan ini ternyata mengubah citra Daendels yang semula dikenal sebagai sosok yang demokratis menjadi pemimpin yang diktator karena memberlakukan kerja rodi.
Dalam misinya untuk memperbaiki sistem administrasi pemerintahan, Daendels juga mengeluarkan beberapa kebijakan. Bahkan kebijakan yang dikeluarkan ada yang menyentuh tata cara dan adat istiadat dalam kerajaan-kerajaan di pulau Jawa. Hal-hal yang dilakukan Daendels dalam bidang administrasi pemerintahan antara lain sebagai berikut.
Daendels mengeluarkan kebijakan di bidang peradilan untuk mengatur ketertiban dalam masyarakat dan memberantas penyelewengan, antara lain sebagai berikut.
Daendels bertanggung jawab dalam memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi di Hindia Belanda. Maka dari itu ia membuat kebijakan yang menguntungkan pemerintah kolonial sebagai berikut.
Kekuasaan Daendels berakhir pada Mei 1811. Ia dipanggil oleh Napoleon untuk kembali ke Belanda. Alasan ia dipanggil kembali karena Napoleon menilai Daendels bersikap otoriter dan melanggar peraturan perundang-undangan yang berkaitan tentang penjualan tanah milik negara kepada pihak swasta. Selain itu, Daendels mendapat tuduhan melakukan korupsi dan memperkaya diri sendiri. Pemanggilan Daendels juga berkaitan dengan penyerbuan ke Rusia.
Pada masa pemerintahan yang cukup singkat, Daendels cukup berhasil dalam usahanya mempertahankan pulau Jawa dari Inggris, berbeda dengan Jan Willem Janssen, gubernur jenderal yang menggantikannya, justru kalah dari pasukan Inggris yang kemudian berhasil menguasai pulau Jawa.
Dampak yang paling terasa pada masa pemerintahan Daendels adalah kerja rodi yang membuat rakyat jatuh miskin dan semakin menderita. Pembangunan pangkalan angkatan laut di Ujungkulon menyebabkan banyak rakyat terjangkit penyakit malaria dan tidak sedikit yang kemudian meninggal dunia karena tidak mendapat perawatan dan makanan yang layak.
Tidak hanya itu, untuk menutupi biaya pembangunan Daendels menjual tanah rakyat kepada partikelir Belanda dan Tionghoa dan rakyat menjadi korban dari tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh para pemilik tanah. Hal ini menumbuhkan rasa kebencian rakyat terhadap pemerintah kolonial.
Terkait dengan kebijakan Daendels yang mengubah sistem pemerintahan tradisional menjadi sistem pemerintahan Eropa, para bupati tidak diperbolehkan meminta upeti kepada rakyat. Akibatnya kewibawaan para bupati merosot di mata rakyat karena para bupati tak ubahnya adalah pegawai pemerintah yang harus tunduk pada pemerintahan kolonial.
Dalam usahanya memberantas sistem feodal, Daendels juga tidak mengharuskan para residen Belanda untuk duduk di lantai dan mempersembahkan sirih sebagai tanda hormat kepada raja karena dianggap berlebihan. Ia pun menekankan kepada rakyat bahwa kekuasaan tertinggi berada di Batavia, bukan di tangan raja-raja.
Tindakan Daendels yang menganggap penghormatan kepada raja adalah hal yang berlebihan berdampak timbulnya kebencian dari kalangan penguasa daerah. Hal tersebut dianggap sebagai usaha merendahkan martabat dan seolah meruntuhkan teori kekuasaan masyarakat Jawa yang menjadikan seorang raja sebagai sentral kekuasaan.
Norma kesopanan adalah kumpulan dari beragai aturan yang diterapkan di dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya menyangkut cara bertingkat laku…
Hukum merupakan seperangkat aturan yang di dalamnya berisi tentang perintah, anjuran, dan juga larangan (termasuk di dalamnya memuat sanksi). Hukum…
Koruptor merupakan seseorang yang melakukan tindakan kejahatan yang besar atau extraordinary crime. Koruptor pada dasarnya merupakan seorang pencuri yang mengambil…
Apa saja norma agama? Sebelum itu Anda harus paham terlebih dahulu apa itu norma agama. Norma agama merupakan salah satu…
Pelanggaran HAM merupakan salah satu bagian dari contoh pelanggaran nilai nilai pancasila. Kita tahu bahwa pancasila merupakan ideologi bangsa dan…
Apa Anda tahu apa saja peristiwa penyimpangan terhadap nilai nilai pancaila? Ketika membahas tentang penyimpangan yang berkaitan dengan pancaila sudah…